Friday, January 16, 2009

Krupuk kampung.... doyan banget....

Hiiii... namanya krupuk... ini menjadi kesenangan kami..... palagi suamikuwh, makan tanpa ada yang bunyi terasa hampa. Kresssss. Itu yang membuat makan menjadi nikmat dan cukup meramaikan suasana makan kita berdua....heheheheheh. Memang krupuk paling enak dimakan waktu masih berbunyi keras, tapi bagaimana dengan yang melempem? Nggak tedhas dikremus tetapi sayang dibuang. Nah cemplungkan saja ke kuah biar sedikit empuk. Kecuali jika ada garansi dari penjual krupuk, krupuk yang terlanjur melempem bisa dikembalikan atau ditukar dengan krupuk lain yang sejenis. Setiap hari, pembuat krupuk kampung mengolah puluhan kilogram tepung tapioka. Awalnya, mereka akan memasak tepung yang sudah dicampur dengan bumbu-bumbu hingga menjadi bubur. Kemudian, bubur itu dipanasi dengan suhu sekitar 200 derajat. Alat untuk memasaknya adalah sebuah kompor minyak tanah yang dipompa. Setelah matang, bubur ini mesti didinginkan dan diolah menjadi adonan siap cetak. Terakhir, dengan memakai mesin cetak sederhana, adonan itu pun dibentuk menjadi krupuk yang masih basah. Beberapa orang karyawan bertugas membentuknya dengan kerapatan dan kekenyalan yang pas. Lalu, krupuk yang masih mentah itu dijemur sepanjang hari. Krupuk-krupuk kering inilah yang kemudian digoreng. Setelah ini baru hasilnya bisa dijual... Ehhhh perlu tau kan, kali ini aku mau bawa mentahnya achhh buat digoreng di Doha. Sabar ya suamiku.... itu oleh oleh dariku ........ mantap. hihihihi

sumber cuplikan berbagai info, thx fotonya flickr

1 comment:

Nunny Hersianna said...

hai mbak, saya dapat gambar krupuk dari google untuk di blog saya.
Setelah saya cek kedua kali, ternyata juga ada di blig mbk.
boleh yaa saya izin pasangkan juga...

www.nunnyhersianna.com